Setelah ujian selesai,aku di nyatakan lulus, aku bahagia karena sebentar kagi aku akan mengenakan pakaian putih abu-abu. Harapku, aku bisa bersekolah yan aku inginkan, yaitu sekolah yang bisa mengajarkan aku lebih banyak pengalaman, dari sekolah yang sebelumnya.
Dahulu, aku bersekolah disekolah islam, tapi setelah selesai aku ingin mencoba di sekolah negeri, itu artinya sedikit pengajaran tentang agama. Tapi hal ini tidak didukung oloh kedua orang tuaku, mereka menginginkan aku bersekolah yang masih berbasis islam. Aku tidak mau, karena menurutku sudah cukup pembekalan tentang ilmu agama, dan saatnya aku mengejar cita-citaku yang lain. Pada saat itu aku sangat bingung, terkadang orang tuaku tadak mengerti kemauanku, padahal aku sudah cukup dewasa untuk menentukan dimana aku bersekolah, toh di sekolah yang aku ingankan tadak akan merubah aku menjadi anak yang nakal, aku berjanji bahwa aku akan menjadi anak baik sama seperti waktu aku bersekolah di sekolah yang dulu. Tapi keinginanku ini berbeda dengan keinginan orang tuaku, mereka tetap memaksaku. Apa boleh buat, dengan iming-iming yang diajukan orang tuaku, akhirnya aku mau bersekolah di sekolah yang di inginkan orang tuaku, walaupun dengan sedikit rasa terpaksa.
Di sini ada konflik antara aku dengan orang tuaku. Dimana keinginanku berbeda dengan keinginan orang tuaku, damana aku dan orang tuaku sama-sama saling ingin di mengerti.
Dahulu, aku bersekolah disekolah islam, tapi setelah selesai aku ingin mencoba di sekolah negeri, itu artinya sedikit pengajaran tentang agama. Tapi hal ini tidak didukung oloh kedua orang tuaku, mereka menginginkan aku bersekolah yang masih berbasis islam. Aku tidak mau, karena menurutku sudah cukup pembekalan tentang ilmu agama, dan saatnya aku mengejar cita-citaku yang lain. Pada saat itu aku sangat bingung, terkadang orang tuaku tadak mengerti kemauanku, padahal aku sudah cukup dewasa untuk menentukan dimana aku bersekolah, toh di sekolah yang aku ingankan tadak akan merubah aku menjadi anak yang nakal, aku berjanji bahwa aku akan menjadi anak baik sama seperti waktu aku bersekolah di sekolah yang dulu. Tapi keinginanku ini berbeda dengan keinginan orang tuaku, mereka tetap memaksaku. Apa boleh buat, dengan iming-iming yang diajukan orang tuaku, akhirnya aku mau bersekolah di sekolah yang di inginkan orang tuaku, walaupun dengan sedikit rasa terpaksa.
Di sini ada konflik antara aku dengan orang tuaku. Dimana keinginanku berbeda dengan keinginan orang tuaku, damana aku dan orang tuaku sama-sama saling ingin di mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar